Suatu waktu, di awal tahun 70-an, H. Kasturi Ahmad (salah satu pimpinan di Madrasah Muallimin Muallimat), yang waktu itu masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah Tambakberas, dipanggil KH Abdul Fattah Hasyim.
Saat itu, Kiyai Fattah adalah pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas yang sangat dekat dengan para santri, dan juga sebagai direktur dan guru di Madrasah Muallimin Muallimat Tambakberas.
Menurut Pak H. Kasturi, berbicara empat mata dengannya, Kiyai Fattah menyampaikan bahwa, setiap santri akan menghadapi 4 (empat) cobaan ketika nanti melanjutkan ke Madrasah Muallimin. "4 (empat) cobaan yang akan dihadapi jika seorang santri melanjutkan atau belajar di Madrasah Muallimin Muallimat, menurut Kiyai Fattah adalah, satu cobaan ekonomi, dua cobaan pingin pindah sekolah, tiga cobaan anak perempuan dan, empat cobaan malas sekolah," katanya dengan mengenang ketulusan Kiyai Fattah.
Cobaan ekonomi, adalah terkait dengan biaya dalam belajar. Seorang siswa dicoba dengan ketiadaan ekonomi atau turunnya kondisi ekonomi keluarga, sehingga seolah-olah tidak sanggup lagi untuk membiayai.
Kedua, cobaan pingin pindah sekolah, akan muncul karena merasa sekolah di Madrasah Muallimin Muallimat sangat lama. Selama enam tahun. Karena merasa sangat lama dibanding dengan sekolah lain, maka akan muncul keinginan untuk pindah sekolah. Keinginan untuk pindah sekolah ini biasanya sangat besar, sehingga memaksa siswa atau siswi untuk keluar dari Muallimin Muallimat dan pindah ke SMA atau MA.
Ketiga, cobaan anak perempuan, atau cobaan anak laki-laki bagi yang perempuan. Maksudnya cobaan ingin segera menikah. Cobaan ini, menurut Kiyai Fattah, bisa datang dari diri siswa/siswi sendiri. Bisa juga datang dari orang tua yang ingin segera menikahkan anaknya.
Keempat, cobaan malas belajar. Siswa yang semangat untuk masuk dan belajar di Madrasah Muallimin Muallimat, tiba-tiba saat kelas 2 atau kelas 3 dirudung rasa malas. Bahkan rasa malas belajar tersebut bisa muncul di akhir masa belajar, yaitu di kelas 5 atau kelas 6.
"Kiyai Fattah menegaskan, bahwa itulah cobaan-cobaan yang akan dialami oleh santri yang belajar di Madrasah Muallimin Muallimat, dan barang siapa yang bisa melewati cobaan-cobaan tersebut, insyaallah manfaat menjadi orang," kata Pak Kasturi, yang menirukan Kiyai Fattah, yang saat itu sambil menepuk pundaknya.
"Saya sangat yakin, jika Kiyai Fattah yang ngendikan (mengatakan, red) akan menjadi orang yang manfaat, maka akan betul-betul menjadi orang yang manfaat," tambahnya.
Dari kenyataan yang terjadi selama ini, keempat cobaan tersebut memang menjadi sebab kenapa seorang siswa pindah sekolah atau tidak sampai tamat dari Madrasah Muallimin Muallimat ke sekolah lain. (ma)