Pondok Pesantren Bahrul Ulum Putra Tambakberas, sejak lima tahun yang lalu telah memiliki unit yang mengelola kebutuhan makan santri sehari-hari. Unit tersebut adalah Unit Jasa Boga (UJAGA). Pada masa sebelumnya, santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Putra (Pondok Induk) memenuhi kebutuhan makan sehari-hari di warung-warung sekitar pondok, yang lokasinya di dalam dan luar kawasan pondok.
Untuk mengorganisir dan mengelola kegiatan dalam memenuhi kebutuhan makan santri secara tersentral, reguler dan tentu murah, maka sejak tahun 2014 Pengurus Pondok Induk mulai merencanakan mendirikan satu unit yang khusus mengelola kebutuhan konsumsi santri (makan dan minum).
Agar UJAGA ini bisa berjalan dengan baik, maka harus dibuatkan sebuah perencanaan yang baik. Karena bagaimanapun, mendirikan sebuah unit organisasi harus direncanakan sebaik-baiknya. Karena itu, pengurus membuat perencanaan dengan melibatkan beberapa unsur, antara lain, Pengasuh Pondok, pimpinan di lingkungan pengurus dan alumni.
Memulai Perencanaan
Perencanaan dilakukan setelah Pengasuh, KH Abdul Nashir Fattah, memberikan lampu hijau dengan merestui pendirian Unit Jasa Boga, dengan syarat, sebelumnya harus dilakukan perencanaan secara matang. Melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Agar saat sudah berdiri tidak mendapatkan banyak kendala.
Dalam proses perencanaan, Pengurus dan alumni yang terlibat, melakukan studi banding ke beberapa lembaga dan pondok pesantren yang sudah mengelola unit kebutuhan makan santri atau siswa.
Selanjutnya, secara praktis, perencanaan dimulai dengan merumuskan visi atau tujuan pendirian UJAGA, kemudian melakukan analisis internal dan eksternal, serta menyusun program dan kegiatan apa saja yang akan dijalankan dalam mengelola dan memenuhi kebutuhan makan santri. Dari rumusan tersebut akhirnya ditemukan kegiatan utama yang akan dijalankan, yaitu melakukan identifikasi santri, pemenuhan kebutuhan dapur, pengelolaan dapur dan pelayanan santri. Berdasarkan kegiatan-kegiatan ini, disusun divisi yang menjalankan, dan disepakati bahwa, pengelolaan akan dipimpin oleh seorang manajer.
Susunan program dan kegiatan sudah dibuat, para pelaksana juga sudah ditentukan. Selanjutnya, untuk membiayai kegiatan, bendahara pengurus Pondok Induk sudah menyiapkan dana. Terakhir, untuk menjalankan kegiatan, pengurus mengajukan proposal pendirian UJAGA ke Pengasuh.
Setelah menunggu beberapa saat, proposal pendirian UJAGA disetujui oleh pengasuh. Sebelum dibuka dan beroperasional, pengurus melakukan rekrutmen tenaga yang dibutuhkan. Ada tiga tenaga inti yang direkrut, yaitu juru masak, petugas belanja dan petugas layanan. Ketiga tenaga tersebut direkrut dari luar, yang diberi kompensasi secara profesional.
Mulai Melayani Santri
Setelah semua dirasa sudah siap, pada tahun pelajaran 2014-2015, UJAGA mulai beroperasi, dengan melayani sekitar 350 santri Pondok Putra. UJAGA melayani makan santri dua kali, pagi dan sore, dengan menu yang sudah dijadwal sedemikian rupa, yang memperhatikan nilai gizi dan kebersihan.
Sedangkan tempat pelayanan berada di eks gedung Kopontren, di bawah eks ruang perpustakaan, yang sekarang difungsikan sebagai ruang kelas Madrasah Quran. Sebelum difungsikan sebagai tempat pelayanan, gedung direnovasi aedemikian rupa oleh pengurus Pondok saat itu, Mbah Rofiq dan M. Jakfar.
Setiap hari menu yang disajikan berbeda-beda: rawon, soto, pecel, lodeh, gule, pecel lele, pecel bandeng, dan lain-lain. Setiap tiga hari sekali, menu ditambahi dengan makanan sehat berupa susu, susu kedelai atau kacang hijau.
Secara rutin, untuk menjaga standar yang telah ditetapkan, pengurus dan pembina melakukan pengawasan terkait menu yang disajikan, dan pelayanan yang diberikan kepada santri. Karena jangan sampai santri tidak mendapatkan menu yang sudah dijadwalkan dan distandar, serta jangan sampai santri tidak terlayani dengan baik.
Untuk bisa makan dua kali sehari di UJAGA, semua santri diwajibkan membayar Rp240.000,- perbulan. Pembayaran dilakukan secara integral dengan pembayaran syahriyah (dana bulanan) pondok sebesar Rp80.000,-. Sehingga total setiap santri membayar biaya makan dan syahriah sebesar Rp320.000,-
Saat ini santri Pondok Induk sekitar 650 orang. Karena itu layanan yang diberikan UJAGA kepada santri juga berkembang, bertambah banyak. Namun UJAGA harus tetap menjaga kualitas menu makanan dan kualitas pelayanan.
Kepengurusan UJAGA sendiri, pada saat ini dipimpin oleh seorang Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Pengurus memimpin tiga orang karyawan (dua orang juru masak dan seorang juru belanja), serta lima orang pembantu pelayanan.
Pengurus UJAGA bertanggungjawab langsung kepada Ketua Pengurus Pondok Induk, dan memberikan laporan secara periodik bulanan dan tahunan. (ma)