Tambakberas.com - Peringatan Isro’ Mi’raj dan Haul Ke-3 Almaghfurlah Abah KH. Moch. Djamaluddin Ahmad yang digelar di area makam Abah Djamaluddin, Kamis (09/01/2025) berjalan dengan khidmat.
Peringatan dibuka dengan pembacaan tawasul 14.086 nama-nama arwah dan tahlil akbar yang dipimpin oleh KH. Moch. Yahya Chusnan. Dilanjutkan dengan sambutan keluarga besar sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Bumi Damai Al-Muhibbin, KH. M. Idris Djamaluddin.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan keterkaitan antara peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW dan Haul Abah Djamaluddin di bulan Rajab.
“Entah itu sebuah kebetulan, Abah itu merupakan shohibul Rajab dan wafat di bulan Rajab. Dan apakah juga sebuah kebetulan bahwa ada hubungan erat antara peringatan Isro’ Mi’roj dan perjuangan Abah Djamal,” ucap beliau.
Hubungan yang dimaksudkan adalah pesan utama yang terkandung dalam peringatan Isro’ Mi’roj dan perjuangan dakwah Abah Djamal, yaitu sholat.
“Assholatu 'imaduddin, faman aqomaha waqod aqomaddin. Faman tarokaha waqod hadamaddin,” terang beliau.
Abah Idris juga menceritakan perjalanan Almaghfurlah Abah Djamal dalam menyerukan dakwahnya perihal sholat di kalangan santri dan juga masyarakat.
“Pada suatu waktu, beliau merasa kurang nyaman karena para santri sering ditinggal berdakwah ke masyarakat. Sedangkan pondok yang beliau rintis terus berkembang dan santrinya semakin banyak,” lanjut beliau.
Dengan kondisi tersebut, Abah Djamal pun sowan kepada guru beliau yaitu, KH. Abdul Djalil Mustaqim dengan menanyakan keputusan apa yang terbaik. Kemudian, pesan yang diterima Abah Djamal yaitu agar terus menggaungkan dakwahnya kepada masyarakat tanpa mengesampingkan amanat di pondok.
Sesuai dengan arahan yang diberikan oleh KH. Abdul Djalil Mustaqim tersebut, maka Abah Djamal terus berupaya untuk berdakwah kepada masyarakat, khususnya perihal pentingnya sholat.
“Sholat itu merupakan hal yang berat, tetapi ketika didakwahkan seolah-olah hal yang sepele. Dari 85% dari 280 juta penduduk Indonesia adalah seorang muslim, dan yang benar-benar rajin sholat adalah 38% saja,” terang beliau.
“Berarti lulusan pondok masih dibutuhkan, para ulama juga masih dibutuhkan untuk hal yang paling mendasar dalam tuntutan agama yakni sholat. Dan itu motivasi terbesar abah hingga akhir hayatnya terus berdakwah di masyarakat,” lanjut beliau.
Di akhir sambutannya, beliu berharap agar peringatan tersebut dapat memberikan manfaat dan keberkahan di dunia juga akhirat. Mewakili keluarga besar, beliau juga memohon maaf apabila terdapat penghormatan yang kurang berkenan.
Kegiatan dilanjutkan dengan mauidhoh hasanah dari Habib Jamal bin Thoha Baagil dan KH. Zuhrul Anam Hiyam. Dan ditutup dengan pembacaan do’a oleh KH. M. Hasib Wahab Hasbullah, dilanjutkan oleh KH. Achmad Hasan.
Red: ibrahim