Tambakberas.com. Potret fenomena radikalisasi agama di perguruan tinggi merupakan bentuk manifestasi kekeliruan dalam memaknai aliran Ahlussunnah wal Jama'ah. Merespon dan menjawab dinamika persoalan tersebut universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang menggelar seminar nasional ke aswajaan bersama abuya Dr. Arrozy Hasyim, Lc., MA. 10/03
Acara yang digelar di auditorium unwaha ini dihadiri langsung oleh jajaran rektor, dan dekan fakultas se universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang beserta tamu undangan dan peserta seminar dengan jumlah 300 peserta.
Wakil rektor 3 bidang kemahasiswaan Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang Dr.H. fatkhulloh malik, M. pd. I, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Merupakan manifestasi kecintaan ilmu mbah Wahab Hasbullah.
"Unwaha merupakan kampus yang didirikan oleh KH. Wahab Hasbullah agar nantinya dapat menjadi perguruan tinggi yang mampu memberikan pencerahan terhadap umat manusia bukan hanya ummat islam saja."
Kemudian beliau juga menyapaikan bahwa maksud dan tujuan diselenggarakan acara seminar tersebut agar mahasiswa Universitas KH. A. Wahab Hasbullah dapat mengetahui bagaimana peta dari aliran Ahlussunnah wal Jama'ah."
"Setelah ini kita bersama akan mendengarkan pemetaan aliran Ahlussunnah wal Jama'ah agar nanti nya kita dapat memahami bagimana aliran ini muncul,"jelas beliau.
Ia juga menawarkan terhadap Abuya Dr. Arrozy Hasyim LC, jika berkenan akan diproyeksikan menjadi tenaga pengajar di universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
"Suatu kehormatan bagi kami apabila Abuya Dr. Arozzy Hasyim berkenan menjadi tenaga pengajar di kampus kami,"lanjut KH. Fathullah Malik yang akrab disapa dengan Gus Khu'.
Dalam paparanya Abuya. Dr. Arozzy hasyim, Lc., Ma, menyampaikan bagaimana Ahlussunnah wal Jamaah yang di bawa oleh imam Abu Hasan Asy'ari dipandang sesat karena ada cendikiawan muslim yang bermaksud untuk mencegah pikiran mahasiswa muslim yang fanatis.
Ia mencoba melebur pemikiran tersebut dengan memetakan dan membongkar kekurangan dari imam Ahlussunnah wal Jama'ah baik imam Abu Hasan Asy'ari maupun Imam Syafi'i .
"Dulu ada cendikiawan muslim bernama prof. Harus Nasution, beliau orang yang sangat cerdas namun kurang sepakat terhadap pengikut imam Abu Hasan dan Imam Syafi'i karena menilai para pengikutnya terlalu fanatik. Ia mencoba melebur nya namun ternyata yang terjadi seakan akan prof harun sendiri yang menghancurkan paham asy'ariah sehingga dari situlah kemudian didalam Perguruan tinggi muncul selogan anti Asy'ariyah padahal sebetulnya prof. Tidak anti teehadap Asy'ariah."terang Abuya Arrazy.
Ia juga berpesan untuk para mahasiswa agar nantinya tidak malu menganut imam asy'ari dan jangan takut menganut imam syafi'i.
"Intinya jangan malu jadi asy'ari dan jangan takut menganut imam syafi'i jangan minder pastinya", pungkasnya.
Acara yang pandu oleh ketua yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum dan Dekan fakultas agama Islam Dr. H. M. Wafiyul Ahdi, M. Pd. I. Tersebut berlangsung dengan lancar dan ditutup dengan pemberian cindra mata terhadap abuya. Dr. Arozy Hasyim, Lc, Ma.