Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur
  • Home
  • Profil
    • Pondok Pesantren Bahrul Ulum
    • Struktur Organisasi
    • Visi & Misi
    • Sejarah Nama dan Lambang
    • Sejarah Pondok Bahrul Ulum
    • Unit Madrasah
  • Artikel
  • Info
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Kategori
    • Khutbah
    • Serambi Pesantren
    • Tokoh
    • BU Corner
    • Khazanah
    • Bahtsul Masail
    • HUMAPON
    • HISBU
  • Kontak
Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur
  • Home
  • Profil
    • Pondok Pesantren Bahrul Ulum
    • Struktur Organisasi
    • Visi & Misi
    • Sejarah Nama dan Lambang
    • Sejarah Pondok Bahrul Ulum
    • Unit Madrasah
  • Artikel
  • Info
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Kategori
    • Khutbah
    • Serambi Pesantren
    • Tokoh
    • BU Corner
    • Khazanah
    • Bahtsul Masail
    • HUMAPON
    • HISBU
  • Kontak
  • Unit Madrasah
  • Login

Konten Terbaru

khittah-nu-26-gawe-politik-2024
KHITTAH NU 26 & GAWE POLITIK 2024
alur-cerita-drama-kolosal-amanat-senja
Alur Cerita Drama Kolosal : Amanat Senja
pembukaan-humapon-2023
Pembukaan HUMAPON 2023

Follow Us

Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur

Populer

Terbaru

Rekomendasi

Rubrik
Taswirul Afkar, Cikal Bakal Nahdlatul Ulama
  • By Moh. Qoyyimuddin
  • Kategori Khazanah
  • Rabu, 09 November 2022

Taswirul Afkar, Cikal Bakal Nahdlatul Ulama


Taswirul Afkar merupakan salah satu gerakan pengembangan pemikiran dari KH Wahab Chasbullah dalam bentuk forum diskusi dan pendidikan. Organisai tersebut dirintis pada tahun 1914, yang kemudian mendapat pengakuan dari badan hukum di tahun 1916. Forum tersebut didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan, Kiai Mas Mansur, Kiai Abdul Wahab, dan Mangun. Pada tahun 1918 organisasi ini memiliki tujuan yakni memberikan wadah untuk mempresentasikan berbagai gagasan dan ide dari para kiai pesantren maupun kampung yang kelak menjadi penggerak berdirinya Nahdhatul Ulama’. Sebelumnya, Kiai Wahab mendirikan Nahdhatul Wathon yang juga menjadi penggerak berdirinya Nahdhatul Ulama’.


Taswirul Afkar sebelumnya adalah Soeryo Soemirat Afdeling Taswirul Afkar, yang berarti Perhimpunan Soeryo Soemirat cabang Taswirul Afkar, mengingat Taswirul Afkar sendiri berada dalam naungan organisasi Soeryo Soemirat. Disebabkan dengan menerima tawaran Soeryo Soemirat sebagai naungan agar Taswirul Afkar menjadi forum resmi dari pemerintahan Hindia-Belanda. Setelah itu Soerya Soemirat Afdeling Taswirul Afkar mendapat pengakuan dari badan hukum resmi, maka nama Soeryo Soemirat dihapuskan.

Pembahasan dalam forum diskusi tersebut tidak hanya masalah-masalah fiqih saja. Namun, masalah-masalah umum juga tidak luput untuk dibahas, terutama masalah kenegaraan (nasionalisme). Pada tahun 1918 sampai 1929 organisasi tersebut menitikberatkan pada forum diskusi, yang mana dalam hal ini hanya diikuti oleh orang-orang yang sudah mumpuni untuk melaksanakannya. Dengan demikian, orang yang belajar tidak merasa dianggap lebih rendah sebagai murid, tetapi sejajar sebagai layaknya sebuah kegiatan diskusi. Pada kemudian, kegiatannya tidak lagi terbatas forum diskusi saja, tetapi juga mengarah pada pengajaran berbagai bidang ilmu agama dengan membuka sekolah untuk yatim dan miskin.

Di madrasah tersebut membuka enam jenjang kelas, dengan kurikulum seratus persen agama. Kelas pertama dan kedua dinamakan sifir awal (Nol A) dan sifir tsani (Nol B). Para murid sifir awal dididik untuk bisa menulis Arab, menyusun kalimat Arab, dan membaca Al-Qur’an. Untuk tahun berikutnya mereka bisa menjadi murid sifir tsani, dengan mata pelajaran sama dengan sifir awal tapi lebih mendalam.

Sedangkan murid sifir tsani dipersiapkan untuk memasuki madrasah empat tahun berikutnya, mulai dari kelas satu sampai dengan kelas empat (tamat). Sedangkan mata pelajaran kelas satu adalah menulis halus (Arab), menyusun kalimat dan membaca Al-Qur’an, Tajwid (ilmu membaca Al-Qur’an), dan menghafal tuntutan agama dalam bahasa Jawa. Kelas dua mata pelajarannya sama seperti kelas satu, tetapi lebih mendalam dan ditambah mata pelajaran Nahwu-Sharaf (gramatika Arab), Tauhid (Teologi), Hisab (ilmu hitung), dan membaca kitab. Sedangkan kelas tiga, pelajarannya sama seperti kelas dua tapi lebih mendalam lagi. Kelas empat pelajarannya sama seperti kelas tiga ditambah mata pelajaran ilmu bumi (Geografi).

Selain madrasah dengan enam jenjang kelas tersebut, madrasah Tashwirul Afkar juga membuka kelas yang sama, tetapi aktivitasnya pada sore hari. Madrasah sore ini khusus untuk anak-anak orang miskin dan anak yatim. Tidak hanya itu, madrasah Tashwirul Afkar juga melakukan kegiatan khusus pada malam hari yanglebih mengarah menuju pengkaderan yang nantinya para peserta kelas malam akanenjadi penggerak Nahdlatul Ulama.


Sampai sekarang lembaga Tashwirul Afkar masih aktif dengan melaksanakan kegiatan-kegiatannya, seperti diskusi dan pengajaran. Namun, lembaga tersebut sekarang resmi menjadi madrasah formal, bukan diresmikan sebagai forum diskusi seperti dulu. Yang dulu bangunannya berupa kantor dinas, sekarang menjadi sekolah agama dengan nama “Sekolah Tinggi Agama Islam Taswirul Afkar” berlokasi di kawasan Surabaya, tepatnya di Jl. Pegirian No.238, Sidopto, Kec. Semampir.

Di PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, tepatnya di pondok Induk, kegiatan tersebut juga dilaksanakan berupa forum diskusi, yang di adakan setiap dua bulan sekali tepatnya pada hari senin malam (periode 2022). Akan tetapi, kegiatan tersebut tidak berada dalam naungan lembaga pusat Tashwirul Afkar yang berada di Surabaya saat ini, hanya saja sebagai tafaaulan, menjadi pembangun percaya diri dan tabarrukan, mengharapkan berkah. Kegiatan para santri ini dilaksanakan berpindah-pindah tempat, seperti pada pertemuan pertama kegiatan dilaksanakan di masjid, yang pada pertemuan kedua kegiatan dilaksanakan di aula pondok. Sesuai dengan sejarahnya, kegiatan Tashwirul Afkar dalam topik pembahasannya tidak mengenai agama saja, melainkan masalah-masalah ilmiah lainnya juga turut dibahas.


Penulis : M. Ali Firdaus
Sumber : Hasil wawancara dengan KH. Azam Khoiruman Nadjib, cicit KH Abdul Wahab Hasbullah serta pengasuh PP Bahrul Ulum Ribath Al-Falah pada Senin, (22/10) dan dari buku "Perjuangan Kiai Wahab" karya Drs. Choirul Anam.
 


Artikel ini dibaca sebanyak 1417 Kali
#gusheru #taswirulafkar #ppbu #mbahwahab #tokohpahlawan #pendidikan #forumdiskusi
  • Image
  • Image

Baca Juga

  • Lubang di Surga Negeri Ini

  • KEUTAMAAN MEMILIKI ANAK PEREMPUAN

  • TAKHRIJ HADITS

  • Belajar Organisasi (1): Membuat Perencanaan

  • TAFAKKUR

Info Terbaru

  • Home
  • Artikel
  • Info
  • Foto
  • Video
  • Kontak

PENDIDIKAN FORMAL

  • Paud Al-Firdaus
  • TK Muslimat 2 Bahrul Ulum
  • MI Bahrul Ulum
  • MTsN Tambakberas
  • MTs Plus Bahrul Ulum
  • MTs FH Bahrul Ulum
  • SMP Bahrul Ulum
  • MAN Tambakberas
  • MA WH. Bahrul Ulum
  • MA Bahrul Ulum
  • MA FH Bahrul Ulum
  • MMA Bahrul Ulum
  • MAI Bahrul Ulum
  • SMU Bahrul Ulum
  • SMK Kreatif Bahrul Ulum
  • SMK TI Bahrul Ulum
  • IAIBAFA Tambakberas
  • STIKES Bahrul Ulum
  • UNWAHA Tambakberas

KONTAK

  • ALAMAT

    Jl. Kyai Haji Wahab Hasbullah No.80, Tambak Rejo, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61451

  • NO. TELEPHONE

    (0321) 869955

  • ALAMAT EMAIL

    yayasan@tambakberas.com

Logo

© Hak Cipta 2018. Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, All Rights Reserved.

Developed By BismaLabs.co.id