Asrama baru pondok induk yang diberi nama komplek KH. Said dan KH. Abdul Hamid yang terletak di lantai 3 dan 4, diatas komplek Sunan Giri, diresmikan oleh para pengasuh dan masyayikh Bahrul ulum.
Bertempat di pondok induk Bahrul ulum, peresmian dan tasyakuran asrama baru dan renovasi komplek Sunan Kudus dan Sunan Giri dihadiri seluruh santri, asatidz dan masyayikh yang dimulai pukul 20.00 waktu setempat pada hari Kamis (29/09/2022).
Acara pertama pembukaan dengan pembacaan surat Al-Fatihah, kemudian pembacaan surat Al-Baqoroh dan Sholawat Nariyah, Tahlil dan sambutan-sambutan. Para santri membaca surah Al-Baqoroh sebanyak 200 kali dan Sholawat Nariyah sebanyak 15.000 kali bersama dengan para pengasuh. Dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil dan doa yang dipimipin oleh KH Imron Rosyadi Malik.
Sambutan dan mauidzoh pertama dari pengasuh baru pondok induk, KH M. Fadhlulloh Malik lalu Ketua Umum Yayasan, KH M. Wafiyul Ahdi. Kiai Fadh menyampaikan pada santri agar dapat meniru kiainya, meniru kehebatannya.
"Saya suatu saat, bersama pengasuh lain datang ke pondok Madura. Ketika kami datang ke pondok di Madura, pengasuh yang saya sowani berkata begini, " Saya ini melihat pondok Jombang betul betul-betul kagum. Mengapa saya kagum dengan Jombang?, airnya Jombang itu ada apanya, kok kiai-kiai top itu dari Jombang."
"bahkan organisasi terbesar di dunia itu berasal dari Jombang. Kenapa kalian tepuk tangan? kalian harus bisa mikir, kenapa kiai Jombang itu bisa melahirkan Nahdlatul Ulama?, nah kita barangkali meniru di sana, melihat disana, menyontoh. Tirulah kiai-kiaimu! meskipun kalian tidak bisa persispersis, tapi minimal, jika aku dan kalian berkiblat, berkaca pada kiai, maka akan mendapat barokah seperti kiai, bau Kiai, jangan kiai bah. Aku doakan semua santri Tambakberas bau kiai semua, akhirnya kalian semua nanti pulang menjadi "أنفسهم للناس" , amin ya robbal alamin. " sambung Kiai Fadh.
Gus Wafi menegaskan "Dulu, disinilah "آثر الصالحين" bekas-bekas para orang sholeh, melakukan kegiatan pembelajaran di pondok induk ini yang harus kalian tiru. Setelah wafatnnya Kiai Nashir masih ada yang melanjutkan kepengasuhannya, masih tetaplah semangat untuk belajar, semangat untuk mengaji di pondok induk ini. Jadi, semuanya masih tetap dikendalikan dan Alhamdulillah gedung ini menjadi tetenger, legasi yang ditinggalkan oleh Almaghfurlah KH Abdul Nashir Abdul Fattah, semoga ini menjadi jariyah beliau yang menginisiasi pembangunan gedung Sunan Kudus menjadi yang sangat luar biasa. "