Tambakberas.com - Ahmad Abu Farras, kelas 1A1, Madrasah Muallimin Muallimat 6 Tahun Bahrul Ulum Tambakberas, dengan membawa buku yang berisi salinan kitab Matan Taqrib, beranjak dari kursi siswa di ruang kelas lantai II Madrasah Timur, berjalan agak tergopoh menuju kursi di depan kelas yang ditata berhadapan dengan kursi yang diduduki oleh seorang bapak muda. Dua kursi tersebut dipisah dua buah meja yang ditata rapat.
Kesigapan siswa asal Bandung Jawa Barat tersebut dalam bergerak menduduki kursi yang di tata di depan kelas, karena namanya dipanggil oleh Ahmad Siswanto, guru penguji ujian baca kitab kelas 1A1. Guru yang baru saja dikarunia seorang putri ini, bersama dengan 31 orang guru yang lain, dengan telaten menguji satu persatu siswa dalam ujian lisan baca kitab.
Sementara, ruang kelas berukuran tujuh kali tujuh meter yang digunakan tempat ujian kelas 1A1 tersebut masih dipenuhi sekitar 20 orang siswa, teman sekelas Farras, yang menunggu panggilan selanjutnya.
Pada Rabu (11/12) ini, Farras, santri Pondok Induk Bahrul Ulum tersebut sedang mengikuti ujian lisan baca kitab. Ujian baca kitab yang diikuti oleh Farras ini, merupakan ujian baca kitab kuning yang pertama kali diikuti setelah masuk di Madrasah Muallimin Muallimat. Kitab yang dibaca Farras untuk menghadap guru penguji adalah kitab Matan Taqrib, karya Imam Abu Syuja'. Kitab yang ditulis sejaman dengan masa kerajaan Singhasari, di awal milenium pertama (sekitar tahun 1100-an Masehi).
Dalam mempelajari Matan Taqrib, Farras tidak menggunakan kitab kuning yang diterbitkan oleh penerbit kitab, tetapi menuliskan (menyalin) kitab Matan Taqrib ke dalam buku tulis, kemudian saat belajar di kelas, memberikan makna ala pesantren ke dalam salinan tersebut.
Ada dua keuntungan dalam metode yang digunakan Farras. Pertama, siswa akan cepat menghafal per kalimat yang disalin. Karena dengan menuliskan, maka kita akan lebih mudah menghafal. Kedua, melatih menulis dalam huruf Arab. Sebagaimana yang ditekankan di kelas Program Khusus bahwa, semua siswa diwajibakan menulis semua mata pelajaran dengan huruf Arab. Kewajiban ini dibuat agara anak lebih bisa cepat menyesuaikan diri, dengan meningkatkan keterampilan (maharah), dari yang sebelumnya biasa menulis Latin ke biasa menulis Arab.
Panitia PAS Gasal Madrasah sendiri membuat ketentuan bahwa, peserta ujian kelas 1A membaca dengan menggunakan kitab kosong atau kitab yang disalin dan dimaknani milik peserta sendiri (tidak boleh pinjam buku milik temannya) dan; peserta yang membaca dengan menggunakan kitab kosong akan mendapatkan point tambahan.
Ketentuan ini dibuat, karena siswa kelas 1A merupakan siswa yang berasal dari lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah di luar Bahrul Ulum. Bagi siswa kelas 1A, bisa membaca kitab kuning dengan makna sendiri, merupakan prestasi yang cukup baik. Apalagi jika mereka mampu membaca kitab kuning (Matan Taqrib) tanpa makna ala pesantren (kitab kosong), maka akan menjadi prestasi yang luar biasa. Karena sampai semester gasal ini, mereka masih belajar selama 5-6 bulan di Madrasah Muallimin Muallimat.
Setelah pelaksanaan PAS Gasal ini, baik tulis maupun lisan selesai, Farras dan teman-temannya akan menerima rapor semester gasal pada Senin (16/12), dan mulai Selasa (17/12) semua siswa akan menikmati liburan semester gasal, sampai Rabu (01/01/2020). Kegiatan belajar mengajar akan dimulai kembali pada Kamis (02/01). (ma)