Tambakberas.com, Jum'at 03 Januari 2025, Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) Tambakberas Jombang kedatangan seorang ulama' asal Syria (Suriah), Syaikh Abdurrozzaq An-Najm Ad-Dimasyqi.
Acara yang dihadiri oleh segenap masyayikh serta santri dari Pondok Induk dan Pondok An-Najiyyah II berjalan dengan khidmat dengan diiringi lantunan sholawat yang dipandu grup hadroh Pondok Induk sebagai pra-acara.
Dilanjutkan dengan sambutan KH. Salman Al-Farisi, beliau menjelaskan tujuan dari kunjungan Syaikh Abdurrozzaq An-Najm ke PPBU. Di mana ulama asal Suriah ini sedang membagikan sanad-sanad keilmuan kepada pondok-pondok di Indonesia.
“Kebetulan sebelum ke Tambakberas, beliau sudah lebih dulu ke Pondok Mambaus Sholihin, Suci. Karena jaraknya dekat, kami meminta beliau untuk berkenan bersilaturahmi serta membagikan sanad keilmuan beliau di Tambakberas,” tutur beliau.
Sementara itu, Syaikh Abdurrozzaq An-Najm yang dibantu oleh KH. Abdul Lathif Malik sebagai penerjemah menyampaikan bahwa sanad merupakan suatu keistimewaan (mata rantai, red) bagi umat Nabi Muhammad SAW.
“sanad merupakan suatu keistimewaan yang patut disyukuri, karena isnad juga berfungsi untuk melindungi hadits Nabi dari kebohongan,” kata Syaikh Abdurrozzaq.
Hal tersebut sejalan dengan ungkapan Ibnu Mubarok, di mana sanad adalah agama itu sendiri. Dikarenakan jika sanad sendiri tidak ada, maka seseorang akan mengucapkan apa yang ia inginkan.
Artinya, ucapan seseorang yang dapat dipahami sebagai guru, ustad, bahkan ulama tidak dapat dipertanggung jawabkan dengan tidak adanya suatu sanad.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan sanad-sanad keilmuan yang diijazahkan antara lain, seperti matan waroqot, sanad 22 hadist Imam Bukhari, serta sanad kitab Fathul Mu’in.
Di akhir, Syaikh Abdurrozzaq memberikan pesan kepada para santri untuk menjaga tiga ta’ guna menjadi pencari ilmu yang sesungguhnya. Pertama yaitu Talaqqi atau bertemu dengan guru secara langsung. Kedua, Tadarruj yang berarti mencari ilmu secara bertahap, dimulai dengan matan, syarahwasith, syarahbasith, kemudian hasyiah. Selanjutnya ta’ yang terakhir, yaitu Takror yang memiliki arti mengulang-ulang pelajaran yang sebelumnya.