Oleh: Imam Nur Hadi*
Drs. KH. Moh. Syamsul Huda As, SH. lahir di Desa Denanyar Jombang, 01 Agustus 1946. Anak tunggal dari Bapak Abu Syuja'i dan Ibu Rodliyatun. Pak Huda sapaan akrab beliau, adalah santri tulen di Pesantren Tambakberas, alumni Madrasah Mu'allimin Mu'allimat. Menjadi santri mulai tahun 1956 dari generasi ke empat; Kiai Wahab, Kiai Abdul Hamid, dan Kiai Abdurrochim. Beliau salah satu santri sekaligus putra terbaik Pesantren Tambakberas. Ini penulis dapatkan melalui kesaksian orang-orang dekat maupun dari murid-murid beliau. Karir beliau di Tambakberas begitu cemerlang hingga sempat memimpin serta turut merintis dan mendirikan beberapa lembaga formal di bawah naungan Yayasayan Pondok Pesantren Bahrul Ulum.
Beberapa catatan sejarah yang disarikan penulis dari berbagai sumber, pada tahun 1969 - 1980 beliau tercatat sebagai Kepala sekolah pertama Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTs AIN) sekarang menjadi MTsN 3 Tambakberas, saat itu usia beliau masih sekitar 23 tahun. Menahkodai madrasah negeri yang baru berdiri tentu dibutuhkan pemikiran serta tenaga pendidik dan pegawai yang profesional untuk menata sistem dan organisasi madrasah. Menjawab tantangan tersebut, beliau ternyata mampu dan begitu piawai menciptakan dan membangun sistem yang diterapkan.
Berkat kepiawaian yang dimiliki, pada tahun 1980 Pak Huda diberi kepercayaan untuk memimpin Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MA AIN), sekarang menjadi MAN 3 Tambakbetas hingga tahun 1994. Saat kepemimpinan beliau, MAAIN pernah tercatat sebagai Madrasah Aliyah dengan peserta didik terbanyak di seluruh Nusantara. Pada waktu itu, MTsAIN di era kepemimpinan Kiai Alfatih juga mencatatkan rekor yang sama pula. Kondisi membludaknya jumlah siswa MAN dan MTsN Tambakberas, menjadi pertimbangan yayasan PPBU untuk mengembangkan unit pendidikannya. Kiai Alfatih bersama Pak Huda diberi mandat untuk membuat konsep madrasah baru. pada tahun 1988 berdirilah Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum (MTs BU) sementara Madrasah Aliyah Bahrul Ulum (MA BU) berdiri pada tahun 1990.
Karena kemahirannya mengelola Madrasah, selain sebagai Kepala MAN Tambakberas beliau juga diberi amanah sebagai kepala pertama Madrasah Aliyah Bahrul Ulum pada tahun 1990 - 1993. Disamping dua jabatan kepala madrasah yang disandang, beliau juga terlibat aktif dalam proses pendirian Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) yang sekarang menjadi Madrasah Aliyah Unggulan Wahab Hasbullah (MAUWH).
Keaktifan Pak Huda jauh sebelumnya juga sudah terlihat ketika mendampingi KH. Moh. Nadjib Abdul Wahab (yang saat itu menjadi pengasuh sekaligus ketua yayasan) dalam merintis pendirian ABA (Akademi Bahasa Asing) tahun 1983, yang selanjutnya menjadi UNIBA (Universitas Bahrul Ulum), STITBU (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Bahrul Ulum, STAIBU (Sekolah Tinggi Agama Islam Bahrul Ulum), dan sekarang menjadi UNWAHA (Universitas KH. A. Wahab Hasbullah). Beliau sempat menjabat sebagai Ketua STITBU/STAIBU (red: UNWAHA) pada tahun 1987-2002. Pak Huda adalah satu-satunya orang di luar dzuriyah Bani Hasbullah Said yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum pada masa kepemimpinan KH. Nadjib Abdul Wahab. Ini menunjukkan bahwa beliau adalah organisatoris yang cemerlang, ulung dan dapat dipercaya.
Hingga akhir dekade tahun 1980 beliau masih aktif menjadi pendidik di Madrasah Muallimin Muallimat, mengampu mata pelajaran hadist. Bahkan tiap bulan Ramadlan ikut mengajar wetonan di Pondok putra Bahrul Ulum dan kitab Tahrir, Tanqih Al-Lubab menjadi bacaan rutin beliau. Selain sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di Tambakberas, beliau juga aktif di beberapa organisasi lain, bahkan pernah manjadi Ketua MUI, Ketua IPHI, Wakil ketua tanfidziyah PCNU Jombang.
Pernikahan beliau dengan Siti Asfiyah dikaruniai 4 putra-putri; Iim, Abdul Karim, Abdul Hadi, Eny Rosyidah, dan Iwan Fathoni. Pada selasa 22 Oktober 2019, sekitar pukul 17.45 WlB salahsatu santri terbaik Bahrul Ulum wafat, setelah sempat dirawat di RSUD Kota Jombang beberapa hari sebelumnya. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah Swt dan semua khilaf beliau diampuni oleh Allah Swt.
Alfatihah.
*penulis adalah guru PPBU
blog comments powered by Disqus