Kiai Irfan disebut oleh Mbah Maimoen sebagai sosok santri yang patuh pada kiai, "KH M Irfan Sholeh adalah orang yang besar ketaatan dan kepatuhannya pada guru (KH Maimoen Zubair)", ujar Gus Najih Maimoen dalam acara kirim do'a hari ketujuh wafatnya Kiai Irfan.
Beliau sudah lama nyantri di pondok Al-Anwar Sarang, asuhan Mbah Moen. Karena ketaatannya, Kiai Irfan dikenal dekat oleh Mbah Moen dan juga para gawagus pondok Sarang. Disamping kelebihan yang banyak santri iri itu, tak ayal jika tirakat dan sakit tidak pernah melunturkan semangat nyantri dan ngaji beliau, justru menambah barokah dan hasil yang luar biasa, seperti maqolah yang sudah familiar di pesantren,
ِالأَجْرُ بِقَدْرِ التَّعَب
Hasil tidak pernah mengkhianati usaha".
"Hidup KH M Irfan Sholeh itu dipenuhi tirakat mulai dari tirakat sakit dan sebagainya. Beliau adalah orang yang rajin ro'an, kuat badannya diberi cobaan Allah enteng (mudah), sakit bertahun tahun enteng, wafatnya pun juga enteng, hidupnya berkah", jelas KH Abdullah Ubab Maimoen.
Tirakat dan sakit tidak pernah melunturkan semangat nyantri dan ngaji beliau, justru menambah barokah dan hasil yang luar biasa, seperti maqolah yang familiar di pesantren, "ِالأَجْرُبِقَدْرِ التَّعَب
Hasil tidak pernah mengkhianati usaha".
Bukti hasil kerja keras Kiai Irfan diantaranya beliau sering diundang sebagai mubaligh, menyampaikan ilmu diberbagai daerah, bahkan acara-acara pengajian di pelosok desa pun tetap beliau datangi dan tidak menjadi penghambat ngaji kitab kuning di pondok pesantren. Hal ini menunjukkan manfaatnya ilmu yang beliau peroleh, bukti beliau tidak memperbedakan dalam dakwah kepada masyarakat, baik yang mengundang pondok terkenal, tokoh besar, pejabat, maupun pondok dan rakyat kecil, dan tidak menjadi penghambat beliau mendidik dan merawat para santri.
“Banyak hal yang diberikan Kiai Irfan kepada saya, namun saya tidak mampu untuk membalasnya, walaupun saya tak pernah memberi, beliau tidak pernah meminta sedikit pun dari saya. Oleh karena kebaikannya itu, saya gemetar datang ke acara ini. Disamping itu, beliau adalah orang yang aktif dimana-mana dan sering diundang pengajian, namun beliau tak pernah lupa ngaji kitab kuning sesuai jadwalnya”, tutur Gus Ipul, Walikota Pasuruan.