Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur
  • Home
  • Profil
    • Pondok Pesantren Bahrul Ulum
    • Struktur Organisasi
    • Visi & Misi
    • Sejarah Nama dan Lambang
    • Sejarah Pondok Bahrul Ulum
    • Unit Madrasah
  • Artikel
  • Info
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Kategori
    • Khutbah
    • Serambi Pesantren
    • Tokoh
    • BU Corner
    • Khazanah
    • Bahtsul Masail
    • HUMAPON
    • HISBU
  • Kontak
Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur
  • Home
  • Profil
    • Pondok Pesantren Bahrul Ulum
    • Struktur Organisasi
    • Visi & Misi
    • Sejarah Nama dan Lambang
    • Sejarah Pondok Bahrul Ulum
    • Unit Madrasah
  • Artikel
  • Info
  • Galeri
    • Foto
    • Video
  • Kategori
    • Khutbah
    • Serambi Pesantren
    • Tokoh
    • BU Corner
    • Khazanah
    • Bahtsul Masail
    • HUMAPON
    • HISBU
  • Kontak
  • Unit Madrasah
  • Login

Konten Terbaru

seleksi-final-the-best-students-of-bahrul-ulum
Seleksi Final The Best Students Of Bahrul Ulum
kh-abdul-hamid-chasbullah-sosok-kiai-yang-istiqomah-berkhidmat-di-pesantren
KH Abdul Hamid Chasbullah, Sosok Kiai yang Istiqomah Berkhidmat di Pesantren
haul-ke-54-kh-abdul-wahab-hasbullah-napak-tilas-perjuangan-ulama-dan-inspirator-bangsa
Haul Ke-54 KH. Abdul Wahab Hasbullah: Napak Tilas Perjuangan Ulama dan Inspirator Bangsa

Follow Us

Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang Jawa Timur

Populer

Terbaru

Rekomendasi

Rubrik
KH Abdul Hamid Chasbullah, Sosok Kiai yang Istiqomah Berkhidmat di Pesantren
KH. Abdul Hamid Chasbullah
  • By Bukhory
  • Kategori Tokoh
  • Sabtu, 17 Mei 2025

KH Abdul Hamid Chasbullah, Sosok Kiai yang Istiqomah Berkhidmat di Pesantren

KH. Abdul Hamid Chasbullah dilahirkan di Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo, Jombang, tepatnya di lingkungan Pesantren Tambakberas. Beliau merupakan putra kedua dari delapan bersaudara: Abdul Wahab, Abdul Hamid, Khodijah, Abdurrochim, Fatimah, Sholihah, Zuhriyah, dan Aminatur Rokhiyah, dari pasangan KH. Chasbullah Said dan Nyai Lathifah.

Kakak beliau, KH. Abdul Wahab Chasbullah, dikenal sebagai salah satu tokoh sentral pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama (NU). Adiknya, Nyai Khodijah, adalah istri dari KH. Bisri Syansuri—juga salah satu pendiri NU dan pendiri Pesantren Denanyar, Jombang. Sementara itu, adik beliau lainnya, KH. Abdurrochim, menikah dengan Nyai Mas Wardiyah dari Yogyakarta, keponakan dari KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Adik beliau yang lain, Nyai Fatimah, diperistri oleh KH. Hasyim dari Kapas, Jombang.

Pendidikan dan Pengembaraan Ilmu

Sejak kecil, Mbah Hamid dikenal sebagai sosok yang tekun dalam menuntut ilmu. Beliau menempuh pendidikan di berbagai pesantren ternama, seperti Pesantren Bangkalan Madura (di bawah asuhan Mbah Kholil), Pesantren Langitan Tuban, dan Pesantren Tebuireng (di bawah bimbingan KH. Hasyim Asy’ari). Beliau juga belajar di Pesantren Krapyak, Yogyakarta, langsung dibimbing oleh Mbah Kiai Munawwir. Setelah itu, beliau melanjutkan pencarian ilmunya hingga ke Makkah Al-Mukarramah.

Pengabdian di Pesantren Tambakberas

Setelah sekian lama mengembara menuntut ilmu, Mbah Hamid kembali ke kampung halamannya dan mengabdikan diri untuk melanjutkan perjuangan sang ayah dalam mengembangkan Pesantren Tambakberas bersama KH. Abdul Wahab dan KH. Abdurrochim.

Ketiga tokoh ini membagi peran secara dinamis: KH. Wahab fokus pada perjuangan NU dan peran nasional, KH. Abdurrochim mengurus perkembangan madrasah, sementara Mbah Hamid mengasuh kegiatan pengajian pondok dan mengimami salat lima waktu.

Sosok yang Zuhud dan Istiqamah

Mbah Hamid dikenal sebagai sosok yang zuhud, wara', sederhana, senantiasa dalam keadaan suci (daimul wudhu'), dan istiqamah dalam berkhidmat. Beliau merupakan salah satu lulusan terbaik dalam ilmu Al-Qur’an dari Pesantren Krapyak. Kitab-kitab yang sering beliau baca di antaranya Sahih Bukhari, Sahih Muslim, dan Tafsir Al-Qur’an. Dalam bidang Al-Qur’an, keilmuan beliau sangat diakui, bahkan beliau meninggalkan warisan berupa mushaf Al-Qur’an 30 juz yang ditulis tangan sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari, beliau hidup dalam kesederhanaan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, terkadang beliau mengalami kesulitan. Namun, hal tersebut tidak menghalangi beliau dalam mengasuh para santri, baik di Tambakberas maupun di Pesantren Sambong. Beliau membagi waktunya: setiap Senin pagi hingga Selasa sore, beliau berada di Sambong untuk menemani istri ketiganya dan membimbing para santri di sana.

Rutinitas Ngaji dan Istighotsah

Mbah Hamid juga rutin mengisi pengajian dan istighotsah di Desa Kalijaring. Jamaahnya terdiri dari para orang tua dan kiai kampung. Kegiatan ini biasa dilakukan setiap Kamis malam Jumat, dimulai selepas pukul 10 malam.

"Biasane lintang ngajeng griyo kulo, didherekake setunggal-kaleh santri, mlampah kaleh mbeto ublik, sabab dereng wonten listrik. Biasane manggen daleme Pak Hamim (leluhur Yayasan Al Ihsan Kalijaring). Senajan jawah, Mbah Hamid tetep istiqomah budal dalu-dalu mbeto ublik kale godhong gedhang. Kulo tasih emut."

("Biasanya Mbah Hamid lewat di depan rumah saya dengan didampingi satu atau dua santri, berjalan membawa lampu minyak tanah karena belum ada listrik. Acara biasanya berlangsung di rumah Pak Hamim, pendiri Yayasan Al-Ihsan Kalijaring. Walaupun hujan dan malam hari, Mbah Hamid tetap istiqamah berangkat dengan membawa lampu dan berpayung daun pisang. Peristiwa itu masih membekas dalam ingatan saya.")

— Kesaksian Mbah Husni (80 tahun)

Wafatnya Mbah Hamid

Pada tanggal 8 Ramadan tahun 1956 M, seperti biasa Mbah Hamid sedang mengaji wetonan. Setelah mengambil air wudhu dan melanjutkan pengajian, tiba-tiba beliau tampak seperti tertidur sambil memegang kitab di hadapan para santri.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un — ternyata beliau telah menghembuskan napas terakhirnya.

Keluarga

Mbah Hamid memiliki satu putra dari istri pertama, Nyai Zaenab (atau Nyai Fatimah) dari Sepanjang. Dari istri kedua, Nyai Khodijah dari Cepoko, Nganjuk, beliau dikaruniai lima anak. Sedangkan dari istri ketiga, Nyai Mu’minah dari Sambong, Jombang, beliau memiliki tiga anak.

Putra-putri beliau antara lain:

  • Gus Abdulloh
  • KH. Sholeh
  • KH. Malik
  • Gus Hakim
  • KH. Yahya
  • Nyai Hamidah (Paiton, Probolinggo)
  • Nyai Hasbiyah (Singosari, Malang)
  • Gus Muis (Sambong)
  • Nyai Sholihah

Disalin dari buku Sejarah Tambakberas dan Disarikan oleh: Gus Syifa
Sumber: Wawancara dengan Kiai Sholeh Hamid, Mbah Husni (Tambakberas), dan buku Biografi KH. Abdul Hamid Chasbullah


Artikel ini dibaca sebanyak 191 Kali
sejarahtokohtambakberas
  • Image
  • Image

Baca Juga

  • Siapa Sangka Mbah Wahab adalah Pecinta dan Pendiri Klub Sepak Bola

  • KIAI WAHAB CHASBULLAH DAN ANTI NASIONALISME HIZBUT TAHRIR

  • Mengenang Sosok Kiai Sulthon Abdul Hadi

  • H. Abdul Haris, guru kreatif kebanggaan Madrasah Aliyah Unggulan KH. Abdul Wahab Hasbulloh

  • 4 Cobaan Belajar Di Bahrul Ulum Menurut Kiyai Fattah

Info Terbaru

  • Home
  • Artikel
  • Info
  • Foto
  • Video
  • Kontak

PENDIDIKAN FORMAL

  • Paud Al-Firdaus
  • TK Muslimat 2 Bahrul Ulum
  • MI Bahrul Ulum
  • MTsN Tambakberas
  • MTs Plus Bahrul Ulum
  • MTs FH Bahrul Ulum
  • SMP Bahrul Ulum
  • MAN Tambakberas
  • MA WH. Bahrul Ulum
  • MA Bahrul Ulum
  • MA FH Bahrul Ulum
  • MMA Bahrul Ulum
  • MAI Bahrul Ulum
  • SMU Bahrul Ulum
  • SMK Kreatif Bahrul Ulum
  • SMK TI Bahrul Ulum
  • IAIBAFA Tambakberas
  • STIKES Bahrul Ulum
  • UNWAHA Tambakberas

KONTAK

  • ALAMAT

    Jl. Kyai Haji Wahab Hasbullah No.80, Tambak Rejo, Kec. Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61451

  • NO. TELEPHONE

    (0321) 869955

  • ALAMAT EMAIL

    yayasan@tambakberas.com

Logo

© Hak Cipta 2018. Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum, All Rights Reserved.

Developed By BismaLabs.co.id