Haul Keempat KH Sulthon Abdul Hadi dan Ibu Nyai Muthmainnah Fattah digelar oleh keluarga besar beliau dan dihadiri oleh segenap masyayikh Bahrul Ulum, warga sekitar, dan juga para santri di Ndalem Kiai Sulthon pukul 20.00 waktu setempat pada Kamis, 13 Oktober 2022.
Acara pertama yakni pembukaan, yang dipimpin langsung oleh pembawa acara Agus Iqbal dengan bacaan Surah Al-Fatihah. Dilanjut acara yang kedua yakni pembacaan Surat Yasin, Tahlil, dan Do'a Khotmil Qur'an yang dipimpin oleh KH As'ad dari Jepara.
Acara yang ketiga yakni sambutan-sambutan. Sambutan yang pertama disampaikan oleh KH Sonhaji dari Tuban yang merupakan adik dari Almaghfurlah Kiai Sulthon sendiri. Dimulai dengan membaca burdah pendek, setelah usai beliau melanjutkan dengan bercerita pendek semasa kecil Kiai Sulthon dengan momen-momen bersama orang tuannya.
Sambutan yang kedua disampaikan oleh KH Wafiyul Ahdi Amanulloh selaku ketua Umum Yayasan PP Bahrul Ulum, beliau mengungkapkan tentang teladan-teladan Kiai Sulthon semasa hidupnya, yakni beliau ngopeni anak-anak MI yang lebih susah diatur dengan begitu sabar dan telaten.
Memasuki acara keempat yakni Mauidzoh Hasanah yang disampaikan oleh KH Salim Azhar. Pertama-tama beliau menjelaskan tentang pembagian shodaqoh, yang mana dalam hal ini shodaqoh dibagi menjadi dua, yakni:
1 Shodaqoh Material, bisa dicontohkan dengan berinfak di kotak amal masjid.
2 Shodaqoh Spiritual, bisa dicontohkan mengirim Do'a kepada orang yang sudah meninggal.
Beliau pun menceritakan kisah Kiai Sulthon sebagai sosok yang grapyak, pandai bersosial. Kemurahan senyum dan candaan khas menjadi keahliannya dalam bergaul dengan masyarakat. Begitupun rasa berterima kasih, menghargai orang lain menjadi kunci dalam bersosial.
"Sampai keluar dari hati saya hadist yang berbunyi, Kamu tidak akan bisa memuaskan manusia dengan harta akan tetapi mereka akan puas dengan engkau selalu tersenyum kepada mereka yang berakhlaq mulia.", tegas Kiai Salim.
Dengan ini Kiai Salim mengaku tidak hanya mendapatkan ilmu dari Kyai Sulthon melalui kitab-kitab. Namun, juga melalui ilmu praktis, meniru perilaku Kiai Sulthon.
Akhir kata beliau, "mudah mudahan putra-putra Kiai Sulthon, putra-putra pengasuh Tambakberas, selalu berbakti pada kedua orang tua, baik itu dalam mengamalkan ilmunya, menyebarkan ilmunya, bisa meniru, bisa mengembangkan baik pada orang tua. Sehingga di pondok pesantren Bahrul Ulum yang kita cintai ini menjadi pondok pesantren yang istiqomah. Amin ya Robbal Alamin". Acarapun ditutup dengan do'a yang dipimpin Kiai Salim.
Oleh : Muhammad Ali Firdaus
Editor : M. Arma Lazuardi Imani