Tambakberas.com- Universitas KH Abdul Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur melakukan Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana Tahun Akademik 2018-2019 di Gedung Serbaguna Hasbullah Said Tambakberas, Sabtu (11/1)
Orasi ilmiah disampaikan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof Dr. M Arskal Salim dengan tema "Peran dan tantangan alumni Perguruan Tinggi berbasis pesantren menghadapi disrupsi di era industri 4.0".
Prof. Arskal Salim mengatakan Unwaha sebagai Perguruan Tinggi berbasis Pesantren mempunyai karakter tersendiri, ini merupakan tantangan untuk menjawab persoalan yang muncul di era industri 4.0.
“Jangan terjerat dalam jebakan algoritma big data dari artificial intelligent dimana saat ini generasi muda tidak bisa lepas dari penggunaan gadget," jelasnya.
Menurutnya, teknologi yang dihadapi di zaman sekarang sangat luar biasa apalagi yang aktif di media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp dan lainnya. ini sebagai teknologi yang mempunyai kecerdasan yang sama cerdas bahkan bisa mengungguli manusia yang hanya mengingat saja.
"Sebagai generasi milenial ini adalah tantangan kita yang berintraksi dengan teknologi informasi, apalagi di Unwaha ada lima Fakultas yakni Fakultas Ilmu Pendidikan, Teknologi Informasi, Agama Islam, Ekonomi, Pertanian dan Fakultas Managemen. Ini merupakan modal dasar alumni Unwaha untuk bisa menerapkan ilmu"
Lebih lanjut beliau mengatakan, Lulusan perguruan tinggi berbasis Pesantren ini perlu mengembangkan diri untuk bisa melanjutkan studinya agar tidak merasa puas disini saja. Di Kementerian Agama RI telah menyediakan beasiswa 5000 doktor, beasiswa Magister, beasiswa bagi lulusan strata satu yang berusia di bawah 25 tahun. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk lulusan Unwaha.
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) saat ini ada sekitar 700 PTKI, tidak sebanyak madrasah. Jumlah ini bisa menjadi tantangannya kompleks, mulai dari kelembagaan hingga kemahasiswaan, terlebih jika dikaitkan dengan globalisasi dan teknologi informasi.
Sadar bahwa tantangan pengembangan PTKI ke depan sangat komplek. Untuk itu, Prof. Arskal berharap bisa menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan Islam go internasional.
“Nawa cita Pak Jokowi berupa daya saing termasuk di dalamnya PTKI, salah satunya bisa diwujudkan dengan mengantarkan para lulusan PTKI dapat diterima di pasar global dan juga tentu para dosennya,” tandasnya. (rozikin)